Ibnu Ziad
Selasa, 16 Juni 2015
Senin, 08 Juni 2015
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT bidang restoran
SUPPLY
CHAIN MANAGEMENT
Bidang
Restoran
A.
Jaringan Supply Chain
Raw Material
Bahan baku dari proses penyajian makanan
yang dilakukan oleh PT. Fast Food Indonesia adalah berupa ayam, sayuran, bumbu
– bumbu , kentang, dan bahan untuk pembuatan puding.
Supplier
Sedangkan supplier yang terkait pada
mata rantai ini adalah pihak yang menyediakan bahan baku membuat makanan cepat
saji. PT. Fast Food Indonesia RSC Surabaya memiliki beberapa supplier, biasanya
perusahaan ini mengambil bahan baku dari supplier yang menyediakan bahan baku
pada saat pemesanan dilakukan.
Manufacturing
Proses ini sebagian dilakukan sendiri
oleh PT. Fast Food Indonesia, yang nantinya makanan tersebut akan siap dijual
pada customer.
Distribution
Proses didtribusi ini juga dilakukan sendiri
oleh perusahaan, biasanya perusahaan langsung mengirimkan bahan – bahan makanan
ke gudang - gudang
Customer
Customer dari perusahaan ini biasanya
adalah masyarakat yang ingin menikmati makanan cepat saji.
B.
Value Chain Diagram
INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN :
Tata letak penempatan bahan baku
makanan, tata tertib pegawai, serta asset lainnya.
MANAJEMEN SDM PERUSAHAAN :
Jabatan pegawai, Cara rekrutmen pegawai,
Pengembangan skill pegawai.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI :
Penanganan jaringan, server maupun infrastruktur
IT yang tersedia.
PEMBELIAN :
Pengadaan bahan baku dan maintenance
mesin pengolah makanan maupun infrastruktur IT.
INBOUND LOGISTIC
OPERATIONS
OUTBOND LOGISTIC
MARKETING & SALES
SERVICE
·
Bahan baku makanan
·
Mesin pengolah makanan yang tersedia
·
Pengolahan makanan
·
Hasil penjualan makanan
·
Mutu makanan yang dijual
·
Segmentasi pasar
·
Promosi
·
Pesan antar
·
Catering
·
Chaki club
·
layanan infoline
·
informasi waralaba KFC
Keterangan :
Primary Activities
1. Inbound Logistics
Dalam hal ini logistik yang masuk adalah bahan baku makanan, dan mesin
pengolah makanan yang tersedia.
Untuk bahan baku:
a.
Ayam : semuanya di supply oleh supplier, suppliernya adalah Wonokoyo
Group. Ayam yang disupply sudah berbentuk potongan sesuai dengan yang dipesan,
misalkan khusus dada, paha maupun sayap. dalam hal jangka waktu supply, untuk
outlet dalam kota Surabaya dilakukan tiap hari, sedangkan untuk outlet yang
berada di luar kota Surabaya dilakukan tiap bulan.
b.
Sayuran umum : Sayuran disupply oleh supplier yang domisilinya
berdekatan dengan outlet (lokal). khusus di dalam Kota Surabaya supplier untuk
sayuran hanya satu saja, sedangkan outlet yang berada pada luar kota pembelian
bahan sayuran dilakukan di pasar.
c.
sayur khusus : Sayur khusus didatangkan dari Jakarta (Kantor Pusat)
setelah itu dimasukkan di gudang Surabaya (Margomulyo) kemudian didistribusikan
ke outlet – outlet yang ada di Jawa Timur.
d.
Kentang : Bahan ini diimport langsung dari luar negeri kemudian di
masukkan ke gudang yang ada di Jakarta, setelah itu didistribusikan ke regional
– regional, kemudian regional tersebut mendistribusikannya ke outlet – outlet.
e.
Bumbu – bumbu : Bumbu yang tersedia di KFC lebih dikenal dengan sebutan
bumbu 11 macam. Bumbu – bumbu tersebut langsung di datangkan dari KFC Pusat
yang terletak di Kentucky, USA.
f.
Beras : ada 2 jenis beras, Non organic dan organic. Untuk non organic
disupply oleh supplier local, sedangkan untuk organic langsung didatangkan dari
Kantor pusat (Jakarta).
2. Operations
Untuk operation di masing – masing outlet (pengolahan makanan) sudah
berdasarkan SOP (Standar Operational Kerja) yang di keluarkan oleh perusahaan.
Misal dalam memasak ayam :
pertama – tama ayam tersebut dipijat –
pijat, setelah itu ditaburi dengan tepung lalu dipijat-pijat lagi. Setelah itu
dimasukkan ke tempat pemasakan dengan kuota 40 potong ayam, suhu dalam memasak
tersebut pada suhu 120 derajat celcius selama 20 menit, dan semua itu sudah
terkomputerisasi. Selanjutnya dimasukkan ke tempat penyimpanan makanan yang
sudah diatur panasnya, sehingga ayam tersebut tetap hangat, apabila ayam
tersebut tidak laku selama 2 jam, maka ayam tersebut didaur ulang untuk membuat
jenis makanan yang lainnya, misalnya yakiniku dan lain – lain.
Dalam hal pembuatan pudding, pembuatan
tersebut dilakukan di gudang, tidak di outlet, jadi gudang mengirimkan pudding
ke outlet – outlet yang ada.
3. Outbound Logistics
Untuk outbound logistics adalah hasil dari kegiatan penjualan. Pelaporan
penjualan berdasarkan dari outlet – outlet yang ada. pelaporan dari outlet
dilakukan tiap hari (close transaksi), data tersebut disimpan di server outlet,
setelah itu dikirimkan ke kantor pusat yang ada di Jakarta, kantor pusat
kemudian mengirimkan data tersebut ke RSC Surabaya. Di RSC Surabaya data
tersebut dicek dan disesuaikan. Setelah itu data tersebut dikirimkan lagi ke
kantor pusat di Jakarta.
4. Marketing and Sales
Dalam marketing and sales yang dilakukan PT. Fast Food Indonesia
menentukan target segmen pembeli adalah masyarakat luas. Dan dalam proses
memasarkan produknya dengan melakukan promosi dan membuat citra yang baik
kepada pelanggan sehingga diharapkan kesan yang baik bisa menyebar ke calon
pelanggan yang datang.
5. Service
Service yang diberikan perusahaan kepada
pelanggan yaitu:
a.
Informasi waralaba KFC
Untuk saat ini KFC tidak melakukan
kerjasama dalam bentuk sub-waralaba untuk merek KFC, kecuali kerjasama dalam
bentuk lain, yaitu :
1. Kerjasama Sewa lokasi.
2. Kerjasama investasi (tidak termasuk
gedung/bangunan)
3. Kerjasama investasi (termasuk
gedung/bangunan)
kirimkan:
1. Surat penawaran yang dilengkapi
dengan keterangan data lokasi yang meliputi:
- luas area minimal 300m2
- Foto Lokasi
- Peta lokasi dengan radius ± 5 km yang
memuat info aktifitas yang
ada.
- Lampiran data statistik dari lokasi
yang ada (data penduduk)
b.
Layanan pesan antar
KFC menyediakan layanan pesan
antar. Tinggal telepon KFC terdekat, KFC akan langsung antar pesanan
ke alamat pelanggan yang memesan. Namun, dengan syarat sebagai berikut:
1. Batas wilayah antar maksimum 5 Km.
dari restaurant KFC ke alamat yang dituju.
2. Jarak waktu pemesanan dengan pengantaran
± 30 menit sejak diterimanya pesanan oleh restaurant.
3. Pemesanan delivery di bawah Rp.
30.000,- (sebelum pajak) dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 4.000,-
4. Maksimal pemesanan delivery untuk
jenis paket adalah 50 box.
c.
Layanan KFC catering
KFC Catering & Home Delivery
adalah salah satu bentuk layanan KFC kepada customer dalam memenuhi kebutuhan
komsumsi berbagai acara keluarga atau kantor ( reuni, arisan, pesta, bazzar,
dan lain-lain ) kapan dan dimana saja.
Customer dapat melakukan pesanan
delivery melalui restoran KFC dalam jumlah tertentu Maksimum 50 box, dan bisa
di antar ke tempat yang diminta sedangkan pesanan besar (> 100 box ).
Fasilitas Catering KFC:
1.
Peralatan makan dan minuman
2.
Chaki Birthday ( ulang tahun anak )*
3.
MC
* dengan biaya tambahan praktis dan
terencana
Pilih menu lengkap dan variatif
Crew yang ramah dan gesit
d.
Layanan infoline
Infoline merupakan bentuk media
komunikasi yang disediakan pihak KFC untuk memfasilitasi penyampaian complain
customer dan informasi lainnya yang berkaitan dengan KFC, kapan dan di mana
saja via telepon melalui infoline diharapkan complain dan informasi lainnya
dari customer akan terinput dengan lebih baik dan diproses secara lebih efektif.
Support Activities
1.
Infrastruktur PT. Fast Food Indonesia
- Tata letak penempatan bahan baku dan
barang jadi untuk mengoptimalkan pemanfaatan tempat (gudang) yang disesuaikan
dengan outlet – outlet yang tersebar.
- Untuk penggunaan SI/TI sudah
diterapkan dengan baik
- Tata tertib kepegawaian seperti jam
kerja, libur, cuti, dan tata tertib lainnya.
2.
Manajemen SDM PT. Fast Food Indonesia
Dalam hal Manajemen SDM pada
perusahaan ini melakukan rekrutmen berdasarkan laporan dari kantor pusat maupun
RSC. Yang berhak menentukan adanya rekrutmen atau tidak hanya di kantor pusat,
RSC hanya melakukan pengajuan saja.
3.
Pengembangan Teknologi PT. Fast Food Indonesia
Untuk pengembangan teknologi
yang dilakukan oleh perusahaan ini sudah bagus, semua client termasuk mesin
kasir sudah terhubung dengan jaringan. dalam hal server, setiap outlet memiliki
server, RSC juga memiliki server dan kantor pusat pun memiliki server, semua
aplikasi berlicensi. untuk teknologi jaringan menggunakan citrix dengan
konsentrasi ke sharing aplikasi. dalam hal pengembangan software menggunakan
bahasa pemrograman magic.
4.
Pengadaan Bahan PT. Fast Food Indonesia
Dalam melakukan
pengadaan bahan baku, yang dilakukan oleh perusahaan ini bekerjasama dengan
supplier local (khusus bahan baku tertentu, misalnya sayur dan beras).
sedangkan untuk bahan baku lainnya dikirim dari gudang pusat. Pengadaan bahan
baku dilakukan ketika persediaan barang mencapai kondisi batas minimum. manager
memilih melakukan pengadaan bahan baku berdasarkan safety stock karena
permintaan oleh customer yang tidak stabil, tetapi masih bisa diperkirakan.
C.
Strategi FIT
PT. Fast Food Indonesia pada strategynya
sudah pada tingkatan strategy fit. produk yang dikeluarkan merupakan produk
yang fungsional karena merupakan makanan sehari – hari, misalnya nasi, ayam,
dan lain – lain. produk tersebut juga bisa dikatakan inovatif karena makanan
yang dikeluarkan adalah beraneka ragam sesuai trend permintaan.
PT. Fast Food Indonesia juga responsive
dalam melakukan pelayanan terhadap pelanggan, dengan adanya servis seperti
layanan pesan antar.
D.
Decoupling Point
Letak Decoupling Point produk yang dijual oleh PT. Fast Food Indonesia
berada pada posisi Made To Stock, karena semua makanan yang diproduksi oleh
perusahaan ini dibuat tanpa ada pesanan, dan semua makanan akan dibeli oleh
customer.
Kelompok kami tidak mengajukan usulan
perubahan posisi Decoupling Point, karena perusahaan sudah memperkirakan jenis
produk apa yang sekiranya paling laku pada saat itu.
E.
Jaringan Supply Chain
Dalam hal penentuan lokasi
gudang yang, PT. Fast Food Indonesia mempunyai gudang di kantor pusat (Jakarta)
untuk melayani outlet yang ada di seluruh Indonesia, di regional pun terdapat
gudang untuk melayani tiap outlet yang ada di regional tersebut, tetapi untuk
RSC Surabaya menangani Jawa Timur dan Bali dalam hal penyimpanan bahan baku /
gudang. kenapa Bali ikut Jawa Timur pada hal gudang? karena wilayah Bali
outletnya tidak terlalu banyak, dan apabila didirikan gudang, cost yang
dikeluarkan lebih banyak dari pada biaya pengiriman, oleh karena itu gudangnya
jadi satu di Jawa Timur (Surabaya). setiap outlet (hanya outlet di luar kota
Surabaya) pun memiliki tempat penyimpanan (gudang kecil) yang bahan baku
tersebut di peroleh dari gudang yang ada di Surabaya. setiap gudang terdapat
frezer, sehingga bahan baku dapat awet tahan lama.
F.
Pengelolaan Permintaan dan Perencanaan Produksi
Manajer outlet di sini yang
memberikan otoritas dala perencaan produksi, termasuk bahan baku, jumlah
pesanan mingguan, volume pemesanan (volume pemesanan = permintaan –
persediaan). Permintaan adalah siklus pembelian, lead time dan safety stock .
Manajer mempertimbangkan data historis penjualan dan kegiatan promosi, atau
faktor cuaca untuk menghitung omset, dan kemudian diubah sesuai dengan jumlah
bahan baku. Pengelolaan permintaan untuk mengatur bahan baku, prosedurnya
adalah formulir permintaan
ditandatangani oleh manajer outlet setelah itu dikirim ke gudang.
G.
Pengelolaan Persediaan
Setiap hari sebelum bekerja,
staf melakukan cek persediaan bahan baku. Data ini adalah untuk melakukan
perhitungan kuantitas pesanan.
H.
Manajemen Pengadaan
Gudang menerima pesanan untuk
pengolahan makanan, seperti jumlah pesanan bahan baku, setelah memesan gudang
melihat persediaan yang ada dan data pengiriman, hari berikutnya melalui email
atau fax dikirim ke supplier, yang menurut kuantitas dan tanggal untuk produksi
dan transportasi ke outlet - outlet.
I.
Manajemen Transportasi dan Distribusi
Di gudang untuk melakukan
pengiriman bahan baku berdasarkan oleh nomor urut outlet dan waktu kedatangan
bahan baku diperlukan dalam sistem, selanjutkan pada system menghasilkan tabel
ringkasan yang kemudian dilakukan pengepakan dan pengiriman yang diatur oleh
petugas transportasi dengan mempertimbangkan kapasitas, kendaraan , rute
pengiriman, konsumsi bahan bakar dan pengamanan bahan baku.
J.
Distorsi Informasi dan Bullwhip Effek
Dilihat dari sejarahnya,
banyak masalah KFC selama akhir 1980-an yang dikelilingi menu yang terbatas dan
ketidakmampuan untuk dengan cepat membawa produk baru ke pasar. Selama tahun
1980-an, konsumen mulai menuntut makanan sehat, dan KFC dihadapkan dengan menu
yang terbatas terutama terdiri dari makanan yang digoreng. Dalam rangka untuk
mengurangi citra KFC sebagai makanan yang tidak sehat, KFC memperkenalkan
berbagai produk baru dengan meningkatkan popularitas makanan sehat kepada
konsumen, efeknya peningkatan permintaan menyebabkan sejumlah perubahan dalam
sajian menu KFC.
Supply Chain Management bidang peternakan
Supply
Chain Management bidang peternakan
Perusahaan
CV. Eka Putra Jaya
2.1
Profil Pelaku Rantai Pasokan (CV. Eka Putra Jaya)
` Salah satu contoh pelaku
rantai pasokan susu yang kami amati yakni CV. Eka Putra Jaya. CV. Eka Putra Jaya
merupakan sebuah perusahaan keluarga yang didirikan oleh Pak Hj. Dadang pada
tahun 1997. Haji Dadang pada awalnya merupakan ketua dari KUD Sinar Jaya yang
berlokasi di Ujung Berung. Bermula dari ketertarikannya pada usaha pengolahan
susu serta bermodalkan ilmu yang didapat selama menjabat sebagai Ketua KUD,
Beliau kemudian menjadi peternak sapi perah sehabis periode masa
kepengurusannya. Susu yang dihasilkan ini selanjutnya disalurkan kepada KUD
Sinar Jaya untuk didistribukan ke Industri Pengolahan Susu (IPS).
Tidak lama kemudian, usaha ini terus
berkembang, relasi yang terjalin juga terus meningkat hingga akhirnya Bapak
Haji Dadang memutuskan untuk merintis usaha peternakannya menjadi sebuah
perusahaan yang berbentuk persekutuan komanditer (CV). Perusahaan ini
selanjutnya terus mengalami perkembangan dan menjalin kemitraan dgn PT Frisian
Flag. Pada tahun 2008 , CV.Eka Putra Jaya mengakhiri kerjasama dengan PT
Frisian Flag, beralih kepada PT. Indolakto.
Pasokan susu CV. Eka Putra Jaya berasal
dari sapi perah pak haji sendiri yang jumlahnya kurang lebih 400 ekor, ditambah
dari pasokan susu dari peternak sekitar. Susu produksi CV. Eka Putra Jaya ini
setiap harinya disalurkan kepada PT. Indolakto sesuai dengan kesepakatan yang
telah terjalin. Namun, selain itu perusahaan ini juga menjual susu murni sesuai
dengan permintaan dari PT. Diamond serta dari konsumen yang datang langsung ke
perusahaannya.
2.2. Aliran Produk
Setiap agribisnis harus menetapkan cara untuk memindahkan dan
menyalurkan (distribusi) produknya kepada pelanggan. Saluran distribusi produk
berkenaan dengan jejak penyaluran produk dari produsen ke konsumen akhir.
Saluran distribusi susu pada perusahaan CV. Eka Putra Jaya diawali dari
peternak/produsen yang menjual susu hasil perahan tersebut kepada CV. Eka Putra
Jaya. Peternak-peternak menyalurkan susu melalui suatu wadah yakni kelompok
peternak. Susu hasil perahan dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Sementara (TPS)
untuk selanjutnya disalurkan kepada CV. Eka Putra Jaya.
Selain pola tersebut, terdapat pula
suatu bentuk saluran dimana peternak terdekat menjual langsung susu hasil
produksi kepada perusahaan. Pasokan-pasokan susu yang telah terkumpul tersebut
kemudian didistribusikan langsung kepada Industri Pengolahan Susu (IPS),
beberapa liter dipasarkan langsung kepada konsumen yang datang. Saluran
pemasaran tersebut dapat terlihat pada gambar 1.
2.3. Aliran Informasi
CV. Eka Putra Jaya memproduksi serta
menampung susu dari para peternak setiap harinya. Seiring dengan berkembangnya
perusahaan, hingga saat ini terjalin 15 kerjasama dengan kelompok peternak,
diantaranya kelompok peternak dari KUD Ciwidey, KUD Sinar Jaya, KUD Cilawu,
Kelompok Peternak Ujung Berung, Kelompok Cipancing, dan juga beberapa dari
kelompok pemerah susu sekitar. Adanya kerjasama yang terjalin ini bermula dari
aliran informasi serta hubungan relasi antara Bapak Haji Dadang dengan para
peternak. Informasi kemudian mengalir dengan cepat dari beberapa peternak
kepada kelompok peternak yang lain.
Dalam menyampaikan informasinya, CV. Eka
Putra Jaya mengumpulkan para ketua kelompok dari para pemasok. Pertemuan
diadakan sekali dalam 3 bulan, dimana pada pertemuan tersebut akan dibahas
evaluasi kualitas susu dari perternak, standarisasi kualitas dan informasi yang
diterima dari IPS (Industri Pengolahan Susu), pemenuhan order serta aspirasi
dari peternak itu sendiri, seperti permintaan kenaikan harga.
CV. Eka Putra juga tergabung dalam
gabungan GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) sehingga informasi mengenai
seputar susu terkait dalam lingkup makro dapat cepat tersalurkan untuk menjadi
bahan pertimbangan keputusan selanjutnya. Gambaran aliran informasi dapat
terlihat pada bagan berikut.
2.4 Aliran Uang
Aliran uang, adalah gambaran aliran
uang/modal yang berawal dari konsumen sebagai pembeli selanjutnya mengalir pada
tiap mata rantai dan pada akhirnya akan sampai di produsen untuk digunakan
sebagai biaya produksi. Aliran dana ini bersifat searah artinya dana dihasilkan
dari pertukaran dengan produk yang dibeli konsumen dengan melewati beberapa
mata rantai, akhirnya akan diterima oleh produsen sebagai penukar dari produk
yang dihasilkan.
Dalam suatu rantai aliran pemasaran
suatu produk pastilah terdapat aliran uang di dalamnya, seperti pada pemetaan
aliran uang pada produk susu di bawah ini.
Aliran uang yang terjadi pada bagan di
atas merupakan siklus uang yang berputar pada pemasaran produk susu. Dari mulai
petani yang mengeluarkan input usaha nya berupa pakan ternak, vitamin, dan
modal pembelian sapi perah untuk menghasilkan susu perahan yang akan di
distribusikan kepada rantai pemasaran berikutnya. Setelah peternak sapi
terdapat cashflow yang terbentuk antara peternak dan kelompok gabungan ternak
tersebut. Uang yang mengalir kepada peternak merupakan hasil dari transaksi
yang diproduksi oleh petani kepada kelompok peternak dan keuntungan peternak
diperoleh dari hasil penjualan susu di kurangin input yang ia keluarkan. Selain
kepada kelompok, peternak juga menjual langsung kepada CV.Eka Putra Jaya
(CV.EPJ) dan disini lah terjadi transaksi penjualan susu kepada CV.EPJ kepada
peternak. Namun, peternak yang menyetorkan hasil susunya merupakan sebagian
dari keryawan CV.EPJ yang bekerja disana. Jarang peternak dari luar dapat mudah
menjual susu ke perusahaan ini karena standar yang di tetapkan oleh CV.EPJ.
Aliran uang yang selanjutnya terjadi ialah antara konsumen dan CV.EPJ begitu
juga dengan aliran uang dari IPS yang mengadakan transaksi dengan CV.EPJ
seperti PT. Indolakto dan PT. Diamond. Terakhir, aliran uang pada IPS yang
berasal dari pengecer dan swalayan yang menjual
produk
nya kepada konsumen.
Langganan:
Postingan (Atom)