Senin, 08 Juni 2015

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT bidang restoran

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Bidang Restoran
A.     Jaringan Supply Chain
Raw Material
Bahan baku dari proses penyajian makanan yang dilakukan oleh PT. Fast Food Indonesia adalah berupa ayam, sayuran, bumbu – bumbu , kentang, dan bahan untuk pembuatan puding.
Supplier
Sedangkan supplier yang terkait pada mata rantai ini adalah pihak yang menyediakan bahan baku membuat makanan cepat saji. PT. Fast Food Indonesia RSC Surabaya memiliki beberapa supplier, biasanya perusahaan ini mengambil bahan baku dari supplier yang menyediakan bahan baku pada saat pemesanan dilakukan.
Manufacturing
Proses ini sebagian dilakukan sendiri oleh PT. Fast Food Indonesia, yang nantinya makanan tersebut akan siap dijual pada customer.
Distribution
Proses didtribusi ini juga dilakukan sendiri oleh perusahaan, biasanya perusahaan langsung mengirimkan bahan – bahan makanan ke gudang - gudang
Customer
Customer dari perusahaan ini biasanya adalah masyarakat yang ingin menikmati makanan cepat saji.



B.      Value Chain Diagram
INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN :
Tata letak penempatan bahan baku makanan, tata tertib pegawai, serta asset lainnya.
MANAJEMEN SDM PERUSAHAAN :
Jabatan pegawai, Cara rekrutmen pegawai, Pengembangan skill pegawai.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI :
Penanganan jaringan, server maupun infrastruktur IT yang tersedia.
PEMBELIAN :
Pengadaan bahan baku dan maintenance mesin pengolah makanan maupun infrastruktur IT.
INBOUND LOGISTIC
OPERATIONS
OUTBOND LOGISTIC
MARKETING & SALES
SERVICE
·    Bahan baku makanan
·    Mesin pengolah makanan yang tersedia
·    Pengolahan makanan
·    Hasil penjualan makanan
·    Mutu makanan yang dijual
·    Segmentasi pasar
·    Promosi
·    Pesan antar
·    Catering
·    Chaki club
·    layanan infoline
·    informasi waralaba KFC


Keterangan :
Primary Activities
1.         Inbound Logistics
         Dalam hal ini logistik yang masuk adalah bahan baku makanan, dan mesin pengolah makanan yang tersedia.
Untuk bahan baku:
a.      Ayam : semuanya di supply oleh supplier, suppliernya adalah Wonokoyo Group. Ayam yang disupply sudah berbentuk potongan sesuai dengan yang dipesan, misalkan khusus dada, paha maupun sayap. dalam hal jangka waktu supply, untuk outlet dalam kota Surabaya dilakukan tiap hari, sedangkan untuk outlet yang berada di luar kota Surabaya dilakukan tiap bulan.
b.      Sayuran umum : Sayuran disupply oleh supplier yang domisilinya berdekatan dengan outlet (lokal). khusus di dalam Kota Surabaya supplier untuk sayuran hanya satu saja, sedangkan outlet yang berada pada luar kota pembelian bahan sayuran dilakukan di pasar.
c.       sayur khusus : Sayur khusus didatangkan dari Jakarta (Kantor Pusat) setelah itu dimasukkan di gudang Surabaya (Margomulyo) kemudian didistribusikan ke outlet – outlet yang ada di Jawa Timur.
d.      Kentang : Bahan ini diimport langsung dari luar negeri kemudian di masukkan ke gudang yang ada di Jakarta, setelah itu didistribusikan ke regional – regional, kemudian regional tersebut mendistribusikannya ke outlet – outlet.
e.      Bumbu – bumbu : Bumbu yang tersedia di KFC lebih dikenal dengan sebutan bumbu 11 macam. Bumbu – bumbu tersebut langsung di datangkan dari KFC Pusat yang terletak di Kentucky, USA.
f.        Beras : ada 2 jenis beras, Non organic dan organic. Untuk non organic disupply oleh supplier local, sedangkan untuk organic langsung didatangkan dari Kantor pusat (Jakarta).
2.          Operations
         Untuk operation di masing – masing outlet (pengolahan makanan) sudah berdasarkan SOP (Standar Operational Kerja) yang di keluarkan oleh perusahaan.
Misal dalam memasak ayam :
pertama – tama ayam tersebut dipijat – pijat, setelah itu ditaburi dengan tepung lalu dipijat-pijat lagi. Setelah itu dimasukkan ke tempat pemasakan dengan kuota 40 potong ayam, suhu dalam memasak tersebut pada suhu 120 derajat celcius selama 20 menit, dan semua itu sudah terkomputerisasi. Selanjutnya dimasukkan ke tempat penyimpanan makanan yang sudah diatur panasnya, sehingga ayam tersebut tetap hangat, apabila ayam tersebut tidak laku selama 2 jam, maka ayam tersebut didaur ulang untuk membuat jenis makanan yang lainnya, misalnya yakiniku dan lain – lain.
Dalam hal pembuatan pudding, pembuatan tersebut dilakukan di gudang, tidak di outlet, jadi gudang mengirimkan pudding ke outlet – outlet yang ada.
3.         Outbound Logistics
         Untuk outbound logistics adalah hasil dari kegiatan penjualan. Pelaporan penjualan berdasarkan dari outlet – outlet yang ada. pelaporan dari outlet dilakukan tiap hari (close transaksi), data tersebut disimpan di server outlet, setelah itu dikirimkan ke kantor pusat yang ada di Jakarta, kantor pusat kemudian mengirimkan data tersebut ke RSC Surabaya. Di RSC Surabaya data tersebut dicek dan disesuaikan. Setelah itu data tersebut dikirimkan lagi ke kantor pusat di Jakarta.
4.         Marketing and Sales
         Dalam marketing and sales yang dilakukan PT. Fast Food Indonesia menentukan target segmen pembeli adalah masyarakat luas. Dan dalam proses memasarkan produknya dengan melakukan promosi dan membuat citra yang baik kepada pelanggan sehingga diharapkan kesan yang baik bisa menyebar ke calon pelanggan yang datang.
5.         Service
Service yang diberikan perusahaan kepada pelanggan yaitu:
a.      Informasi waralaba KFC
Untuk saat ini KFC tidak melakukan kerjasama dalam bentuk sub-waralaba untuk merek KFC, kecuali kerjasama dalam bentuk lain, yaitu :
1. Kerjasama Sewa lokasi.
2. Kerjasama investasi (tidak termasuk gedung/bangunan)
3. Kerjasama investasi (termasuk gedung/bangunan)
kirimkan:
1. Surat penawaran yang dilengkapi dengan keterangan data lokasi yang meliputi:
- luas area minimal 300m2
- Foto Lokasi
- Peta lokasi dengan radius ± 5 km yang memuat info aktifitas yang
   ada.
- Lampiran data statistik dari lokasi yang ada (data penduduk)

b.   Layanan pesan antar
               KFC menyediakan layanan pesan antar. Tinggal  telepon  KFC terdekat, KFC akan langsung antar pesanan ke alamat pelanggan yang memesan. Namun, dengan syarat sebagai berikut:
1. Batas wilayah antar maksimum 5 Km. dari restaurant KFC ke alamat yang dituju.
2. Jarak waktu pemesanan dengan pengantaran ± 30 menit sejak diterimanya pesanan oleh restaurant.
3. Pemesanan delivery di bawah Rp. 30.000,- (sebelum pajak) dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 4.000,-
4. Maksimal pemesanan delivery untuk jenis paket adalah 50 box.

c.       Layanan KFC catering
               KFC Catering & Home Delivery adalah salah satu bentuk layanan KFC kepada customer dalam memenuhi kebutuhan komsumsi berbagai acara keluarga atau kantor ( reuni, arisan, pesta, bazzar, dan lain-lain ) kapan dan dimana saja.
Customer dapat melakukan pesanan delivery melalui restoran KFC dalam jumlah tertentu Maksimum 50 box, dan bisa di antar ke tempat yang diminta sedangkan pesanan besar (> 100 box ).
Fasilitas Catering KFC:
1.      Peralatan makan dan minuman
2.      Chaki Birthday ( ulang tahun anak )*
3.    MC
* dengan biaya tambahan praktis dan terencana
Pilih menu lengkap dan variatif
Crew yang ramah dan gesit

d.      Layanan infoline
               Infoline merupakan bentuk media komunikasi yang disediakan pihak KFC untuk memfasilitasi penyampaian complain customer dan informasi lainnya yang berkaitan dengan KFC, kapan dan di mana saja via telepon melalui infoline diharapkan complain dan informasi lainnya dari customer akan terinput dengan lebih baik dan diproses secara lebih efektif.

Support Activities
1.    Infrastruktur PT. Fast Food Indonesia
-          Tata letak penempatan bahan baku dan barang jadi untuk mengoptimalkan pemanfaatan tempat (gudang) yang disesuaikan dengan outlet – outlet yang tersebar.
-          Untuk penggunaan SI/TI sudah diterapkan dengan baik
-          Tata tertib kepegawaian seperti jam kerja, libur, cuti, dan tata tertib lainnya.

2.    Manajemen SDM PT. Fast Food Indonesia
            Dalam hal Manajemen SDM pada perusahaan ini melakukan rekrutmen berdasarkan laporan dari kantor pusat maupun RSC. Yang berhak menentukan adanya rekrutmen atau tidak hanya di kantor pusat, RSC hanya melakukan pengajuan saja.

3.    Pengembangan Teknologi PT. Fast Food Indonesia
                        Untuk pengembangan teknologi yang dilakukan oleh perusahaan ini sudah bagus, semua client termasuk mesin kasir sudah terhubung dengan jaringan. dalam hal server, setiap outlet memiliki server, RSC juga memiliki server dan kantor pusat pun memiliki server, semua aplikasi berlicensi. untuk teknologi jaringan menggunakan citrix dengan konsentrasi ke sharing aplikasi. dalam hal pengembangan software menggunakan bahasa pemrograman magic.

4.    Pengadaan Bahan PT. Fast Food Indonesia
                        Dalam melakukan pengadaan bahan baku, yang dilakukan oleh perusahaan ini bekerjasama dengan supplier local (khusus bahan baku tertentu, misalnya sayur dan beras). sedangkan untuk bahan baku lainnya dikirim dari gudang pusat. Pengadaan bahan baku dilakukan ketika persediaan barang mencapai kondisi batas minimum. manager memilih melakukan pengadaan bahan baku berdasarkan safety stock karena permintaan oleh customer yang tidak stabil, tetapi masih bisa diperkirakan.

C.      Strategi FIT
PT. Fast Food Indonesia pada strategynya sudah pada tingkatan strategy fit. produk yang dikeluarkan merupakan produk yang fungsional karena merupakan makanan sehari – hari, misalnya nasi, ayam, dan lain – lain. produk tersebut juga bisa dikatakan inovatif karena makanan yang dikeluarkan adalah beraneka ragam sesuai trend permintaan.
PT. Fast Food Indonesia juga responsive dalam melakukan pelayanan terhadap pelanggan, dengan adanya servis seperti layanan pesan antar.
D.     Decoupling Point
     Letak Decoupling Point produk yang dijual oleh PT. Fast Food Indonesia berada pada posisi Made To Stock, karena semua makanan yang diproduksi oleh perusahaan ini dibuat tanpa ada pesanan, dan semua makanan akan dibeli oleh customer.
Kelompok kami tidak mengajukan usulan perubahan posisi Decoupling Point, karena perusahaan sudah memperkirakan jenis produk apa yang sekiranya paling laku pada saat itu.

E.      Jaringan Supply Chain
                 Dalam hal penentuan lokasi gudang yang, PT. Fast Food Indonesia mempunyai gudang di kantor pusat (Jakarta) untuk melayani outlet yang ada di seluruh Indonesia, di regional pun terdapat gudang untuk melayani tiap outlet yang ada di regional tersebut, tetapi untuk RSC Surabaya menangani Jawa Timur dan Bali dalam hal penyimpanan bahan baku / gudang. kenapa Bali ikut Jawa Timur pada hal gudang? karena wilayah Bali outletnya tidak terlalu banyak, dan apabila didirikan gudang, cost yang dikeluarkan lebih banyak dari pada biaya pengiriman, oleh karena itu gudangnya jadi satu di Jawa Timur (Surabaya). setiap outlet (hanya outlet di luar kota Surabaya) pun memiliki tempat penyimpanan (gudang kecil) yang bahan baku tersebut di peroleh dari gudang yang ada di Surabaya. setiap gudang terdapat frezer, sehingga bahan baku dapat awet tahan lama.
F.      Pengelolaan Permintaan dan Perencanaan Produksi
                 Manajer outlet di sini yang memberikan otoritas dala perencaan produksi, termasuk bahan baku, jumlah pesanan mingguan, volume pemesanan (volume pemesanan = permintaan – persediaan). Permintaan adalah siklus pembelian, lead time dan safety stock . Manajer mempertimbangkan data historis penjualan dan kegiatan promosi, atau faktor cuaca untuk menghitung omset, dan kemudian diubah sesuai dengan jumlah bahan baku. Pengelolaan permintaan untuk mengatur bahan baku, prosedurnya adalah formulir permintaan  ditandatangani oleh manajer outlet setelah itu dikirim ke gudang.
G.     Pengelolaan Persediaan
                 Setiap hari sebelum bekerja, staf melakukan cek persediaan bahan baku. Data ini adalah untuk melakukan perhitungan kuantitas pesanan.
H.     Manajemen Pengadaan
                 Gudang menerima pesanan untuk pengolahan makanan, seperti jumlah pesanan bahan baku, setelah memesan gudang melihat persediaan yang ada dan data pengiriman, hari berikutnya melalui email atau fax dikirim ke supplier, yang menurut kuantitas dan tanggal untuk produksi dan transportasi ke outlet - outlet.
I.        Manajemen Transportasi dan Distribusi
                 Di gudang untuk melakukan pengiriman bahan baku berdasarkan oleh nomor urut outlet dan waktu kedatangan bahan baku diperlukan dalam sistem, selanjutkan pada system menghasilkan tabel ringkasan yang kemudian dilakukan pengepakan dan pengiriman yang diatur oleh petugas transportasi dengan mempertimbangkan kapasitas, kendaraan , rute pengiriman, konsumsi bahan bakar dan pengamanan bahan baku.      
J.        Distorsi Informasi dan Bullwhip Effek
                 Dilihat dari sejarahnya, banyak masalah KFC selama akhir 1980-an yang dikelilingi menu yang terbatas dan ketidakmampuan untuk dengan cepat membawa produk baru ke pasar. Selama tahun 1980-an, konsumen mulai menuntut makanan sehat, dan KFC dihadapkan dengan menu yang terbatas terutama terdiri dari makanan yang digoreng. Dalam rangka untuk mengurangi citra KFC sebagai makanan yang tidak sehat, KFC memperkenalkan berbagai produk baru dengan meningkatkan popularitas makanan sehat kepada konsumen, efeknya peningkatan permintaan menyebabkan sejumlah perubahan dalam sajian menu KFC.



Supply Chain Management bidang peternakan

Supply Chain Management bidang peternakan
Perusahaan CV. Eka Putra Jaya
       
2.1  Profil Pelaku Rantai Pasokan (CV. Eka Putra Jaya)
`                       Salah satu contoh pelaku rantai pasokan susu yang kami amati yakni CV. Eka Putra Jaya. CV. Eka Putra Jaya merupakan sebuah perusahaan keluarga yang didirikan oleh Pak Hj. Dadang pada tahun 1997. Haji Dadang pada awalnya merupakan ketua dari KUD Sinar Jaya yang berlokasi di Ujung Berung. Bermula dari ketertarikannya pada usaha pengolahan susu serta bermodalkan ilmu yang didapat selama menjabat sebagai Ketua KUD, Beliau kemudian menjadi peternak sapi perah sehabis periode masa kepengurusannya. Susu yang dihasilkan ini selanjutnya disalurkan kepada KUD Sinar Jaya untuk didistribukan ke Industri Pengolahan Susu (IPS).
Tidak lama kemudian, usaha ini terus berkembang, relasi yang terjalin juga terus meningkat hingga akhirnya Bapak Haji Dadang memutuskan untuk merintis usaha peternakannya menjadi sebuah perusahaan yang berbentuk persekutuan komanditer (CV). Perusahaan ini selanjutnya terus mengalami perkembangan dan menjalin kemitraan dgn PT Frisian Flag. Pada tahun 2008 , CV.Eka Putra Jaya mengakhiri kerjasama dengan PT Frisian Flag, beralih kepada PT. Indolakto.
Pasokan susu CV. Eka Putra Jaya berasal dari sapi perah pak haji sendiri yang jumlahnya kurang lebih 400 ekor, ditambah dari pasokan susu dari peternak sekitar. Susu produksi CV. Eka Putra Jaya ini setiap harinya disalurkan kepada PT. Indolakto sesuai dengan kesepakatan yang telah terjalin. Namun, selain itu perusahaan ini juga menjual susu murni sesuai dengan permintaan dari PT. Diamond serta dari konsumen yang datang langsung ke perusahaannya.

2.2. Aliran Produk
      Setiap agribisnis harus menetapkan cara untuk memindahkan dan menyalurkan (distribusi) produknya kepada pelanggan. Saluran distribusi produk berkenaan dengan jejak penyaluran produk dari produsen ke konsumen akhir. Saluran distribusi susu pada perusahaan CV. Eka Putra Jaya diawali dari peternak/produsen yang menjual susu hasil perahan tersebut kepada CV. Eka Putra Jaya. Peternak-peternak menyalurkan susu melalui suatu wadah yakni kelompok peternak. Susu hasil perahan dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) untuk selanjutnya disalurkan kepada CV. Eka Putra Jaya.
Selain pola tersebut, terdapat pula suatu bentuk saluran dimana peternak terdekat menjual langsung susu hasil produksi kepada perusahaan. Pasokan-pasokan susu yang telah terkumpul tersebut kemudian didistribusikan langsung kepada Industri Pengolahan Susu (IPS), beberapa liter dipasarkan langsung kepada konsumen yang datang. Saluran pemasaran tersebut dapat terlihat pada gambar 1.


2.3. Aliran Informasi
CV. Eka Putra Jaya memproduksi serta menampung susu dari para peternak setiap harinya. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, hingga saat ini terjalin 15 kerjasama dengan kelompok peternak, diantaranya kelompok peternak dari KUD Ciwidey, KUD Sinar Jaya, KUD Cilawu, Kelompok Peternak Ujung Berung, Kelompok Cipancing, dan juga beberapa dari kelompok pemerah susu sekitar. Adanya kerjasama yang terjalin ini bermula dari aliran informasi serta hubungan relasi antara Bapak Haji Dadang dengan para peternak. Informasi kemudian mengalir dengan cepat dari beberapa peternak kepada kelompok peternak yang lain.
Dalam menyampaikan informasinya, CV. Eka Putra Jaya mengumpulkan para ketua kelompok dari para pemasok. Pertemuan diadakan sekali dalam 3 bulan, dimana pada pertemuan tersebut akan dibahas evaluasi kualitas susu dari perternak, standarisasi kualitas dan informasi yang diterima dari IPS (Industri Pengolahan Susu), pemenuhan order serta aspirasi dari peternak itu sendiri, seperti permintaan kenaikan harga.
CV. Eka Putra juga tergabung dalam gabungan GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) sehingga informasi mengenai seputar susu terkait dalam lingkup makro dapat cepat tersalurkan untuk menjadi bahan pertimbangan keputusan selanjutnya. Gambaran aliran informasi dapat terlihat pada bagan berikut.

2.4 Aliran Uang
Aliran uang, adalah gambaran aliran uang/modal yang berawal dari konsumen sebagai pembeli selanjutnya mengalir pada tiap mata rantai dan pada akhirnya akan sampai di produsen untuk digunakan sebagai biaya produksi. Aliran dana ini bersifat searah artinya dana dihasilkan dari pertukaran dengan produk yang dibeli konsumen dengan melewati beberapa mata rantai, akhirnya akan diterima oleh produsen sebagai penukar dari produk yang dihasilkan.
Dalam suatu rantai aliran pemasaran suatu produk pastilah terdapat aliran uang di dalamnya, seperti pada pemetaan aliran uang pada produk susu di bawah ini.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC3dIm2jUXxLsIG64MFAxpCShjpcMjOW9e1kuJYya_Y08IG4sIreOCVYkfuDRY0RdA5R0sRARf89_2vZstaYIT9DD8QsEeEizLKH3zi3rveGuyO4pyg3YKkSgr4_R7ZfsjlBsRvjKxPI0/s1600/A..bmp



Aliran uang yang terjadi pada bagan di atas merupakan siklus uang yang berputar pada pemasaran produk susu. Dari mulai petani yang mengeluarkan input usaha nya berupa pakan ternak, vitamin, dan modal pembelian sapi perah untuk menghasilkan susu perahan yang akan di distribusikan kepada rantai pemasaran berikutnya. Setelah peternak sapi terdapat cashflow yang terbentuk antara peternak dan kelompok gabungan ternak tersebut. Uang yang mengalir kepada peternak merupakan hasil dari transaksi yang diproduksi oleh petani kepada kelompok peternak dan keuntungan peternak diperoleh dari hasil penjualan susu di kurangin input yang ia keluarkan. Selain kepada kelompok, peternak juga menjual langsung kepada CV.Eka Putra Jaya (CV.EPJ) dan disini lah terjadi transaksi penjualan susu kepada CV.EPJ kepada peternak. Namun, peternak yang menyetorkan hasil susunya merupakan sebagian dari keryawan CV.EPJ yang bekerja disana. Jarang peternak dari luar dapat mudah menjual susu ke perusahaan ini karena standar yang di tetapkan oleh CV.EPJ. Aliran uang yang selanjutnya terjadi ialah antara konsumen dan CV.EPJ begitu juga dengan aliran uang dari IPS yang mengadakan transaksi dengan CV.EPJ seperti PT. Indolakto dan PT. Diamond. Terakhir, aliran uang pada IPS yang berasal dari pengecer dan swalayan yang menjual produk nya kepada konsumen.