Selasa, 16 Juni 2015
Senin, 08 Juni 2015
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT bidang restoran
SUPPLY
CHAIN MANAGEMENT
Bidang
Restoran
A.
Jaringan Supply Chain
Raw Material
Bahan baku dari proses penyajian makanan
yang dilakukan oleh PT. Fast Food Indonesia adalah berupa ayam, sayuran, bumbu
– bumbu , kentang, dan bahan untuk pembuatan puding.
Supplier
Sedangkan supplier yang terkait pada
mata rantai ini adalah pihak yang menyediakan bahan baku membuat makanan cepat
saji. PT. Fast Food Indonesia RSC Surabaya memiliki beberapa supplier, biasanya
perusahaan ini mengambil bahan baku dari supplier yang menyediakan bahan baku
pada saat pemesanan dilakukan.
Manufacturing
Proses ini sebagian dilakukan sendiri
oleh PT. Fast Food Indonesia, yang nantinya makanan tersebut akan siap dijual
pada customer.
Distribution
Proses didtribusi ini juga dilakukan sendiri
oleh perusahaan, biasanya perusahaan langsung mengirimkan bahan – bahan makanan
ke gudang - gudang
Customer
Customer dari perusahaan ini biasanya
adalah masyarakat yang ingin menikmati makanan cepat saji.
B.
Value Chain Diagram
INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN :
Tata letak penempatan bahan baku
makanan, tata tertib pegawai, serta asset lainnya.
MANAJEMEN SDM PERUSAHAAN :
Jabatan pegawai, Cara rekrutmen pegawai,
Pengembangan skill pegawai.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI :
Penanganan jaringan, server maupun infrastruktur
IT yang tersedia.
PEMBELIAN :
Pengadaan bahan baku dan maintenance
mesin pengolah makanan maupun infrastruktur IT.
INBOUND LOGISTIC
OPERATIONS
OUTBOND LOGISTIC
MARKETING & SALES
SERVICE
·
Bahan baku makanan
·
Mesin pengolah makanan yang tersedia
·
Pengolahan makanan
·
Hasil penjualan makanan
·
Mutu makanan yang dijual
·
Segmentasi pasar
·
Promosi
·
Pesan antar
·
Catering
·
Chaki club
·
layanan infoline
·
informasi waralaba KFC
Keterangan :
Primary Activities
1. Inbound Logistics
Dalam hal ini logistik yang masuk adalah bahan baku makanan, dan mesin
pengolah makanan yang tersedia.
Untuk bahan baku:
a.
Ayam : semuanya di supply oleh supplier, suppliernya adalah Wonokoyo
Group. Ayam yang disupply sudah berbentuk potongan sesuai dengan yang dipesan,
misalkan khusus dada, paha maupun sayap. dalam hal jangka waktu supply, untuk
outlet dalam kota Surabaya dilakukan tiap hari, sedangkan untuk outlet yang
berada di luar kota Surabaya dilakukan tiap bulan.
b.
Sayuran umum : Sayuran disupply oleh supplier yang domisilinya
berdekatan dengan outlet (lokal). khusus di dalam Kota Surabaya supplier untuk
sayuran hanya satu saja, sedangkan outlet yang berada pada luar kota pembelian
bahan sayuran dilakukan di pasar.
c.
sayur khusus : Sayur khusus didatangkan dari Jakarta (Kantor Pusat)
setelah itu dimasukkan di gudang Surabaya (Margomulyo) kemudian didistribusikan
ke outlet – outlet yang ada di Jawa Timur.
d.
Kentang : Bahan ini diimport langsung dari luar negeri kemudian di
masukkan ke gudang yang ada di Jakarta, setelah itu didistribusikan ke regional
– regional, kemudian regional tersebut mendistribusikannya ke outlet – outlet.
e.
Bumbu – bumbu : Bumbu yang tersedia di KFC lebih dikenal dengan sebutan
bumbu 11 macam. Bumbu – bumbu tersebut langsung di datangkan dari KFC Pusat
yang terletak di Kentucky, USA.
f.
Beras : ada 2 jenis beras, Non organic dan organic. Untuk non organic
disupply oleh supplier local, sedangkan untuk organic langsung didatangkan dari
Kantor pusat (Jakarta).
2. Operations
Untuk operation di masing – masing outlet (pengolahan makanan) sudah
berdasarkan SOP (Standar Operational Kerja) yang di keluarkan oleh perusahaan.
Misal dalam memasak ayam :
pertama – tama ayam tersebut dipijat –
pijat, setelah itu ditaburi dengan tepung lalu dipijat-pijat lagi. Setelah itu
dimasukkan ke tempat pemasakan dengan kuota 40 potong ayam, suhu dalam memasak
tersebut pada suhu 120 derajat celcius selama 20 menit, dan semua itu sudah
terkomputerisasi. Selanjutnya dimasukkan ke tempat penyimpanan makanan yang
sudah diatur panasnya, sehingga ayam tersebut tetap hangat, apabila ayam
tersebut tidak laku selama 2 jam, maka ayam tersebut didaur ulang untuk membuat
jenis makanan yang lainnya, misalnya yakiniku dan lain – lain.
Dalam hal pembuatan pudding, pembuatan
tersebut dilakukan di gudang, tidak di outlet, jadi gudang mengirimkan pudding
ke outlet – outlet yang ada.
3. Outbound Logistics
Untuk outbound logistics adalah hasil dari kegiatan penjualan. Pelaporan
penjualan berdasarkan dari outlet – outlet yang ada. pelaporan dari outlet
dilakukan tiap hari (close transaksi), data tersebut disimpan di server outlet,
setelah itu dikirimkan ke kantor pusat yang ada di Jakarta, kantor pusat
kemudian mengirimkan data tersebut ke RSC Surabaya. Di RSC Surabaya data
tersebut dicek dan disesuaikan. Setelah itu data tersebut dikirimkan lagi ke
kantor pusat di Jakarta.
4. Marketing and Sales
Dalam marketing and sales yang dilakukan PT. Fast Food Indonesia
menentukan target segmen pembeli adalah masyarakat luas. Dan dalam proses
memasarkan produknya dengan melakukan promosi dan membuat citra yang baik
kepada pelanggan sehingga diharapkan kesan yang baik bisa menyebar ke calon
pelanggan yang datang.
5. Service
Service yang diberikan perusahaan kepada
pelanggan yaitu:
a.
Informasi waralaba KFC
Untuk saat ini KFC tidak melakukan
kerjasama dalam bentuk sub-waralaba untuk merek KFC, kecuali kerjasama dalam
bentuk lain, yaitu :
1. Kerjasama Sewa lokasi.
2. Kerjasama investasi (tidak termasuk
gedung/bangunan)
3. Kerjasama investasi (termasuk
gedung/bangunan)
kirimkan:
1. Surat penawaran yang dilengkapi
dengan keterangan data lokasi yang meliputi:
- luas area minimal 300m2
- Foto Lokasi
- Peta lokasi dengan radius ± 5 km yang
memuat info aktifitas yang
ada.
- Lampiran data statistik dari lokasi
yang ada (data penduduk)
b.
Layanan pesan antar
KFC menyediakan layanan pesan
antar. Tinggal telepon KFC terdekat, KFC akan langsung antar pesanan
ke alamat pelanggan yang memesan. Namun, dengan syarat sebagai berikut:
1. Batas wilayah antar maksimum 5 Km.
dari restaurant KFC ke alamat yang dituju.
2. Jarak waktu pemesanan dengan pengantaran
± 30 menit sejak diterimanya pesanan oleh restaurant.
3. Pemesanan delivery di bawah Rp.
30.000,- (sebelum pajak) dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 4.000,-
4. Maksimal pemesanan delivery untuk
jenis paket adalah 50 box.
c.
Layanan KFC catering
KFC Catering & Home Delivery
adalah salah satu bentuk layanan KFC kepada customer dalam memenuhi kebutuhan
komsumsi berbagai acara keluarga atau kantor ( reuni, arisan, pesta, bazzar,
dan lain-lain ) kapan dan dimana saja.
Customer dapat melakukan pesanan
delivery melalui restoran KFC dalam jumlah tertentu Maksimum 50 box, dan bisa
di antar ke tempat yang diminta sedangkan pesanan besar (> 100 box ).
Fasilitas Catering KFC:
1.
Peralatan makan dan minuman
2.
Chaki Birthday ( ulang tahun anak )*
3.
MC
* dengan biaya tambahan praktis dan
terencana
Pilih menu lengkap dan variatif
Crew yang ramah dan gesit
d.
Layanan infoline
Infoline merupakan bentuk media
komunikasi yang disediakan pihak KFC untuk memfasilitasi penyampaian complain
customer dan informasi lainnya yang berkaitan dengan KFC, kapan dan di mana
saja via telepon melalui infoline diharapkan complain dan informasi lainnya
dari customer akan terinput dengan lebih baik dan diproses secara lebih efektif.
Support Activities
1.
Infrastruktur PT. Fast Food Indonesia
- Tata letak penempatan bahan baku dan
barang jadi untuk mengoptimalkan pemanfaatan tempat (gudang) yang disesuaikan
dengan outlet – outlet yang tersebar.
- Untuk penggunaan SI/TI sudah
diterapkan dengan baik
- Tata tertib kepegawaian seperti jam
kerja, libur, cuti, dan tata tertib lainnya.
2.
Manajemen SDM PT. Fast Food Indonesia
Dalam hal Manajemen SDM pada
perusahaan ini melakukan rekrutmen berdasarkan laporan dari kantor pusat maupun
RSC. Yang berhak menentukan adanya rekrutmen atau tidak hanya di kantor pusat,
RSC hanya melakukan pengajuan saja.
3.
Pengembangan Teknologi PT. Fast Food Indonesia
Untuk pengembangan teknologi
yang dilakukan oleh perusahaan ini sudah bagus, semua client termasuk mesin
kasir sudah terhubung dengan jaringan. dalam hal server, setiap outlet memiliki
server, RSC juga memiliki server dan kantor pusat pun memiliki server, semua
aplikasi berlicensi. untuk teknologi jaringan menggunakan citrix dengan
konsentrasi ke sharing aplikasi. dalam hal pengembangan software menggunakan
bahasa pemrograman magic.
4.
Pengadaan Bahan PT. Fast Food Indonesia
Dalam melakukan
pengadaan bahan baku, yang dilakukan oleh perusahaan ini bekerjasama dengan
supplier local (khusus bahan baku tertentu, misalnya sayur dan beras).
sedangkan untuk bahan baku lainnya dikirim dari gudang pusat. Pengadaan bahan
baku dilakukan ketika persediaan barang mencapai kondisi batas minimum. manager
memilih melakukan pengadaan bahan baku berdasarkan safety stock karena
permintaan oleh customer yang tidak stabil, tetapi masih bisa diperkirakan.
C.
Strategi FIT
PT. Fast Food Indonesia pada strategynya
sudah pada tingkatan strategy fit. produk yang dikeluarkan merupakan produk
yang fungsional karena merupakan makanan sehari – hari, misalnya nasi, ayam,
dan lain – lain. produk tersebut juga bisa dikatakan inovatif karena makanan
yang dikeluarkan adalah beraneka ragam sesuai trend permintaan.
PT. Fast Food Indonesia juga responsive
dalam melakukan pelayanan terhadap pelanggan, dengan adanya servis seperti
layanan pesan antar.
D.
Decoupling Point
Letak Decoupling Point produk yang dijual oleh PT. Fast Food Indonesia
berada pada posisi Made To Stock, karena semua makanan yang diproduksi oleh
perusahaan ini dibuat tanpa ada pesanan, dan semua makanan akan dibeli oleh
customer.
Kelompok kami tidak mengajukan usulan
perubahan posisi Decoupling Point, karena perusahaan sudah memperkirakan jenis
produk apa yang sekiranya paling laku pada saat itu.
E.
Jaringan Supply Chain
Dalam hal penentuan lokasi
gudang yang, PT. Fast Food Indonesia mempunyai gudang di kantor pusat (Jakarta)
untuk melayani outlet yang ada di seluruh Indonesia, di regional pun terdapat
gudang untuk melayani tiap outlet yang ada di regional tersebut, tetapi untuk
RSC Surabaya menangani Jawa Timur dan Bali dalam hal penyimpanan bahan baku /
gudang. kenapa Bali ikut Jawa Timur pada hal gudang? karena wilayah Bali
outletnya tidak terlalu banyak, dan apabila didirikan gudang, cost yang
dikeluarkan lebih banyak dari pada biaya pengiriman, oleh karena itu gudangnya
jadi satu di Jawa Timur (Surabaya). setiap outlet (hanya outlet di luar kota
Surabaya) pun memiliki tempat penyimpanan (gudang kecil) yang bahan baku
tersebut di peroleh dari gudang yang ada di Surabaya. setiap gudang terdapat
frezer, sehingga bahan baku dapat awet tahan lama.
F.
Pengelolaan Permintaan dan Perencanaan Produksi
Manajer outlet di sini yang
memberikan otoritas dala perencaan produksi, termasuk bahan baku, jumlah
pesanan mingguan, volume pemesanan (volume pemesanan = permintaan –
persediaan). Permintaan adalah siklus pembelian, lead time dan safety stock .
Manajer mempertimbangkan data historis penjualan dan kegiatan promosi, atau
faktor cuaca untuk menghitung omset, dan kemudian diubah sesuai dengan jumlah
bahan baku. Pengelolaan permintaan untuk mengatur bahan baku, prosedurnya
adalah formulir permintaan
ditandatangani oleh manajer outlet setelah itu dikirim ke gudang.
G.
Pengelolaan Persediaan
Setiap hari sebelum bekerja,
staf melakukan cek persediaan bahan baku. Data ini adalah untuk melakukan
perhitungan kuantitas pesanan.
H.
Manajemen Pengadaan
Gudang menerima pesanan untuk
pengolahan makanan, seperti jumlah pesanan bahan baku, setelah memesan gudang
melihat persediaan yang ada dan data pengiriman, hari berikutnya melalui email
atau fax dikirim ke supplier, yang menurut kuantitas dan tanggal untuk produksi
dan transportasi ke outlet - outlet.
I.
Manajemen Transportasi dan Distribusi
Di gudang untuk melakukan
pengiriman bahan baku berdasarkan oleh nomor urut outlet dan waktu kedatangan
bahan baku diperlukan dalam sistem, selanjutkan pada system menghasilkan tabel
ringkasan yang kemudian dilakukan pengepakan dan pengiriman yang diatur oleh
petugas transportasi dengan mempertimbangkan kapasitas, kendaraan , rute
pengiriman, konsumsi bahan bakar dan pengamanan bahan baku.
J.
Distorsi Informasi dan Bullwhip Effek
Dilihat dari sejarahnya,
banyak masalah KFC selama akhir 1980-an yang dikelilingi menu yang terbatas dan
ketidakmampuan untuk dengan cepat membawa produk baru ke pasar. Selama tahun
1980-an, konsumen mulai menuntut makanan sehat, dan KFC dihadapkan dengan menu
yang terbatas terutama terdiri dari makanan yang digoreng. Dalam rangka untuk
mengurangi citra KFC sebagai makanan yang tidak sehat, KFC memperkenalkan
berbagai produk baru dengan meningkatkan popularitas makanan sehat kepada
konsumen, efeknya peningkatan permintaan menyebabkan sejumlah perubahan dalam
sajian menu KFC.
Supply Chain Management bidang peternakan
Supply
Chain Management bidang peternakan
Perusahaan
CV. Eka Putra Jaya
2.1
Profil Pelaku Rantai Pasokan (CV. Eka Putra Jaya)
` Salah satu contoh pelaku
rantai pasokan susu yang kami amati yakni CV. Eka Putra Jaya. CV. Eka Putra Jaya
merupakan sebuah perusahaan keluarga yang didirikan oleh Pak Hj. Dadang pada
tahun 1997. Haji Dadang pada awalnya merupakan ketua dari KUD Sinar Jaya yang
berlokasi di Ujung Berung. Bermula dari ketertarikannya pada usaha pengolahan
susu serta bermodalkan ilmu yang didapat selama menjabat sebagai Ketua KUD,
Beliau kemudian menjadi peternak sapi perah sehabis periode masa
kepengurusannya. Susu yang dihasilkan ini selanjutnya disalurkan kepada KUD
Sinar Jaya untuk didistribukan ke Industri Pengolahan Susu (IPS).
Tidak lama kemudian, usaha ini terus
berkembang, relasi yang terjalin juga terus meningkat hingga akhirnya Bapak
Haji Dadang memutuskan untuk merintis usaha peternakannya menjadi sebuah
perusahaan yang berbentuk persekutuan komanditer (CV). Perusahaan ini
selanjutnya terus mengalami perkembangan dan menjalin kemitraan dgn PT Frisian
Flag. Pada tahun 2008 , CV.Eka Putra Jaya mengakhiri kerjasama dengan PT
Frisian Flag, beralih kepada PT. Indolakto.
Pasokan susu CV. Eka Putra Jaya berasal
dari sapi perah pak haji sendiri yang jumlahnya kurang lebih 400 ekor, ditambah
dari pasokan susu dari peternak sekitar. Susu produksi CV. Eka Putra Jaya ini
setiap harinya disalurkan kepada PT. Indolakto sesuai dengan kesepakatan yang
telah terjalin. Namun, selain itu perusahaan ini juga menjual susu murni sesuai
dengan permintaan dari PT. Diamond serta dari konsumen yang datang langsung ke
perusahaannya.
2.2. Aliran Produk
Setiap agribisnis harus menetapkan cara untuk memindahkan dan
menyalurkan (distribusi) produknya kepada pelanggan. Saluran distribusi produk
berkenaan dengan jejak penyaluran produk dari produsen ke konsumen akhir.
Saluran distribusi susu pada perusahaan CV. Eka Putra Jaya diawali dari
peternak/produsen yang menjual susu hasil perahan tersebut kepada CV. Eka Putra
Jaya. Peternak-peternak menyalurkan susu melalui suatu wadah yakni kelompok
peternak. Susu hasil perahan dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Sementara (TPS)
untuk selanjutnya disalurkan kepada CV. Eka Putra Jaya.
Selain pola tersebut, terdapat pula
suatu bentuk saluran dimana peternak terdekat menjual langsung susu hasil
produksi kepada perusahaan. Pasokan-pasokan susu yang telah terkumpul tersebut
kemudian didistribusikan langsung kepada Industri Pengolahan Susu (IPS),
beberapa liter dipasarkan langsung kepada konsumen yang datang. Saluran
pemasaran tersebut dapat terlihat pada gambar 1.
2.3. Aliran Informasi
CV. Eka Putra Jaya memproduksi serta
menampung susu dari para peternak setiap harinya. Seiring dengan berkembangnya
perusahaan, hingga saat ini terjalin 15 kerjasama dengan kelompok peternak,
diantaranya kelompok peternak dari KUD Ciwidey, KUD Sinar Jaya, KUD Cilawu,
Kelompok Peternak Ujung Berung, Kelompok Cipancing, dan juga beberapa dari
kelompok pemerah susu sekitar. Adanya kerjasama yang terjalin ini bermula dari
aliran informasi serta hubungan relasi antara Bapak Haji Dadang dengan para
peternak. Informasi kemudian mengalir dengan cepat dari beberapa peternak
kepada kelompok peternak yang lain.
Dalam menyampaikan informasinya, CV. Eka
Putra Jaya mengumpulkan para ketua kelompok dari para pemasok. Pertemuan
diadakan sekali dalam 3 bulan, dimana pada pertemuan tersebut akan dibahas
evaluasi kualitas susu dari perternak, standarisasi kualitas dan informasi yang
diterima dari IPS (Industri Pengolahan Susu), pemenuhan order serta aspirasi
dari peternak itu sendiri, seperti permintaan kenaikan harga.
CV. Eka Putra juga tergabung dalam
gabungan GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) sehingga informasi mengenai
seputar susu terkait dalam lingkup makro dapat cepat tersalurkan untuk menjadi
bahan pertimbangan keputusan selanjutnya. Gambaran aliran informasi dapat
terlihat pada bagan berikut.
2.4 Aliran Uang
Aliran uang, adalah gambaran aliran
uang/modal yang berawal dari konsumen sebagai pembeli selanjutnya mengalir pada
tiap mata rantai dan pada akhirnya akan sampai di produsen untuk digunakan
sebagai biaya produksi. Aliran dana ini bersifat searah artinya dana dihasilkan
dari pertukaran dengan produk yang dibeli konsumen dengan melewati beberapa
mata rantai, akhirnya akan diterima oleh produsen sebagai penukar dari produk
yang dihasilkan.
Dalam suatu rantai aliran pemasaran
suatu produk pastilah terdapat aliran uang di dalamnya, seperti pada pemetaan
aliran uang pada produk susu di bawah ini.
Aliran uang yang terjadi pada bagan di
atas merupakan siklus uang yang berputar pada pemasaran produk susu. Dari mulai
petani yang mengeluarkan input usaha nya berupa pakan ternak, vitamin, dan
modal pembelian sapi perah untuk menghasilkan susu perahan yang akan di
distribusikan kepada rantai pemasaran berikutnya. Setelah peternak sapi
terdapat cashflow yang terbentuk antara peternak dan kelompok gabungan ternak
tersebut. Uang yang mengalir kepada peternak merupakan hasil dari transaksi
yang diproduksi oleh petani kepada kelompok peternak dan keuntungan peternak
diperoleh dari hasil penjualan susu di kurangin input yang ia keluarkan. Selain
kepada kelompok, peternak juga menjual langsung kepada CV.Eka Putra Jaya
(CV.EPJ) dan disini lah terjadi transaksi penjualan susu kepada CV.EPJ kepada
peternak. Namun, peternak yang menyetorkan hasil susunya merupakan sebagian
dari keryawan CV.EPJ yang bekerja disana. Jarang peternak dari luar dapat mudah
menjual susu ke perusahaan ini karena standar yang di tetapkan oleh CV.EPJ.
Aliran uang yang selanjutnya terjadi ialah antara konsumen dan CV.EPJ begitu
juga dengan aliran uang dari IPS yang mengadakan transaksi dengan CV.EPJ
seperti PT. Indolakto dan PT. Diamond. Terakhir, aliran uang pada IPS yang
berasal dari pengecer dan swalayan yang menjual
produk
nya kepada konsumen.
suppy chain bidang manufacture
SUPPLY
CHAIN BIDANG MANUFACTURE
Perusahaan
Dell Komputer
1. Supply Chain Management dan Just In
Time
Supply Chain
Dell
Dell menerapkan sistem penjualan secara
langsung kepada pelanggan. Maka dari Itu Dell tidak memerlukan pihak pengecer
atau penghubung ke konsumen yang terkadang menekan harga terlalu tinggi. Dari
sini dell dapat mengurangi inventory dan meningkatkan return on capital. Pada
tahun 1997 Dell tidak hanya menjadi model dari Just In Time Manufacturing,
tetapi juga perusahaan yang menetapkan sendiri waktu standar untuk
perusahaan-perusahaan anggota supply chain dari alur produksi Dell. Misalnya
saja sebagian besar dari komponen hanya boleh disimpan di gudang Dell selama
rata-rata 15 menit saja. Dell mempunyai pabrik di Austin (Texas), Limerick (Ireland)
dan Penang (Malaysia) dan ketentuan tersebut berlaku untuk ke tiga pabrik
tersebut. Banyak dari komponen tersebut tidak boleh dipesan sebelum Dell
menerima pesanan dari pelanggan. Model direct selling atau direct business
model yang dikembangkan Dell tersebut, menghasilkan keuntungan-keuntungan
sebagai berikut :
a. Mengurangi inventory
b. Berarti mengurangi inventory carrying
cost
c. Mengurangi biaya penjualan
d. Menambah fleksibilitas dalam
menghadapi perkembangan pasar
e. Langsung berhubungan dengan pelanggan
sehingga mampu langsung memberikan layanan pada pelanggan
2. Value Chain Management dan Just In
Time
Dengan melakukan penjualan secara
langsung kepada konsumen, Dell dapat meminimalkan biaya dalam jalur distribusi
dari setiap produknya. Pada bagian ini akan dijelaskan fungsi dan aktivitas
pendukung yang terjadi di procurement, customer order, manufacturing dan
distribution pada Dell Computer. Dell menjual komputer langsung ke pemakai
akhir.
“Kita minta Airbone Express atau UPS
untuk mengambil 10.000 komputer di Texas sehari dan pergi ke Mexico untuk
mengambil monitor sejumlah yang sama dari pabriknya Sony. Kemudian, ketika kita
semua tidur, mereka merakit komputer dengan monitornya dan kemudian mengirimnya
ke pemesan.”
Procurement
Procurement atau pengadaan merupakan
aktivitas menyediakan bahan baku untuk proses produksi. Pada Dell berarti
pengadaan bahan-bahan yang akan dirakit dan menjadi produk jadi. Di pernyataan
dari Dell di atas dapat diketahui kalau Dell menggunakan jasa dari third-party
untuk mengantarkan bahan baku dari tempat-tempat di Amerika untuk di antar ke
pabrik Dell, lalu dirakit.
Dalam sistem JIT, Dell juga
mengembangkan E-Procurement dan aliran informasi yang terintegrasi antara Dell,
supplier, dan pelanggan. Saat pelanggan memesan sebuah produk ke Dell, maka
supplier di waktu yang sama (real time) mendapatkan informasi yang membuat
mereka mengerti seberapa banyak produk yang harus dikirim ke pabrik Dell.
Customer Order
Pesanan pelanggan pada Dell Computer
merupakan titik awal dari setiap aktivitas yang akan dilakukan pada aliran
proses produksi dan distribusi produk Dell. Seperti yang diulang-ulang pada
bagian-bagian sebelumya, Dell menganut sistem assembly-to-order atau beroperasi
ketika terdapat pesanan dari pelanggan. Di bawah ini terdapat gambar dari
interface website untuk melakukan pemesanan.
Interface Pemesanan Dell melalui Website
Konsumen sebagai titik awal dan titik
akhir proses memiliki peran untuk melakukan pesanan dan menentukan seperti apa
barang yang diingikannya. Aktivitas yang dilakukan pelanggan tentunya memesan
produk, baik via website atau telepon dan melakukan pembayaran maksimal 24 jam
setelah pemesanan.
Manufacturing
Proses manufacturing yang terjadi pada
perusahaan Dell Computer adalah perakitan dari bahan-bahan yang diproduksi oleh
pabrik-pabrik supplier. Menurut sumber yang ada, proses produksi memakan waktu
36 jam dan itu bukan karena proses perakitan yang lama, tetapi proses
pengecekan kualitas dari produk.
Distribution
Distribusi atau hantaran merupakan
aktivitas pemindahan barang (biasanya produk jadi) dari satu tempat ke tempat
lain. Kembali ke pernyataan Dell di atas, Dell menggunakan jasa dari pengiriman
barang untuk mengantarkan produk sampai ke tangan konsumen setelah dirakit oleh
pabrik Dell.
***
Pada suatu proses bisnis dikenal adanya
lead time dan supply chain time, keduanya merupakan waktu delay dari pesanan ke
penerimaan pelanggan. Dell memiliki slogan yang menggambarkan lead time yang
dapat terjadi pada proses bisnisnya, yaitu “apabila kita memiliki persediaan
untuk 11 hari, sedangkan pesaing kita memiliki untuk 80 hari maka pada saat
misalnya ada chips baru dari Intel, kita akan bisa memasarkannya 69 hari lebih
cepat”. Pada referensi lain, untuk melakukan pembelian ke Dell, pelanggan cukup
memutar saja nomor Website dan mengikuti petunjuk yang ditayangkan di layar
monitor. Pelanggan akan menerima konfirmasi pesanannya dalam waktu 5 menit
setelah memesannya dan dalam waktu 36 jam (3 hari) sesudah itu, pesanannya akan
selesai dibuat dan keluar dari production line untuk dimuat di truk pengangkut.
Sebagian besar dari waktu yang digunakan bukan untuk asembling produk tersebut,
tetapi untuk pemasangan software dan pengetesannya. Dell mengharapkan bahwa
pembayaran dapat dilakukan, dengan credit card melalui internet, dalam waktu 24
jam sesudah pemesanan dilakukan. Bandingkan misalnya dengan pesaingnya yang
besar seperti Compaq, yang harus menunggu pembayaran sampai 35 hari dari
penyalur utamanya.
Kotak dialog pemesanan pada website DELL
Dengan kata lain, primary activity atau
aktifitas utama dari perusahaan Dell dapat dianalisis sebagai berikut :
Operasi
Dell Inc telah berusaha untuk
menghasilkan produkk - produk baru sperti printer, jasa penyimpanan dll. Hal
ini dikarenakan perusahaan berdasarkan fakta tidak memiliki pengalaman di
lapangan dan menjadi sukses dengan hanya menjaga biaya rendah dan respon
pelanggan cepat di dalamnya.
“Operasi Dell telah sangat efektif dalam
hal pengelolaan tingkat persediaan mendekati nol dan membuat pemasoknya
menemukan gudang dan pabrik-pabrik mereka dekat dengan manufaktur Dell sendiri
dan unit perakitan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah menerapkan
manufaktur JIT” (Riley, 2008).
Selain itu, sebagai akibat dari struktur
yang efisien, perusahaan meningkatkan margin keuntungan dengan menjual komputer
secara langsung ke pengguna akhir yang juga mendorong hubungan pelanggan
perusahaan (Gray, 2007). 19% dari pendapatan US $ 32 miliar 2002 berasal dari
bisnis non PC, perusahaan harus mengadopsi rantai nilai baru berdasarkan
berbagai produk.
Logistik Inbound
Cara Dell mengelola pasokan persediaan
dan pemasok sangat populer. Namun, perusahaan masih harus melakukan investasi
lebih lanjut dalam rangka mengatur sistem handal perusahaan yang berurusan
bukan hanya sekedar mengenai komputer.
Apabila permintaan produk meningkat,
bahkan jika perusahaan tidak memproduksi sendiri (Perjanjian dengan Lexmark
untuk menghasilkan printer bermerek Dell), Dell harus memonitor semua produk
baru dan melaksanakan respon yang baik yang sama dan strategi biaya rendah
mereka.
Logistik Outbound
Selama Dell meningkatkan jumlah produk
baru, maka mereka akan memiliki permintaan yang lebih besar. Dalam meningkatnya
tingkat permintaan, perusahaan harus meningkatkan dan memperbaiki cara mendistribusikan
produk jadi kepada pelanggan seperti sebelumnya.
Perusahaan telah terkenal untuk sistem
order online yang membantu untuk melacak pesanan dari manufaktur adalah salah
satu keuntungan dari perusahaan atas pesaingnya. Oleh karena itu, distribusi
logistik harus dievaluasi dan dikaji ulang untuk bisa fit untuk tujuan
tersebut.
Penjualan dan Pemasaran
Kewajiban Dell yaitu harus membedakan
produk dari para pesaingnya. Karena itu, untuk menjaga hal ini perusahaan harus
meningkatkan kesadaran pelanggan untuk produk baru seperti printer, jasa
penyimpanan dan lain-lain.
Untuk masuk ke pasar yang sudah ada
dengan produk baru, Dell telah melakukan serangkaian promosi penjualan dan
iklan untuk membuat pelanggan menyadari produk baru, karena tidak mudah untuk
bersaing dengan raksasa lain seperti pasar IBM di pasar yang sama.
Selain itu, Dell memiliki keunggulan
kompetitif atas pesaingnya dalam penjualan online (Dell adalah perusahaan
pertama untuk membuat $ 1.000.000 penjualan online pada komputer) sehingga
perusahaan harus fokus pada promosi produk baru secara online.
Layanan
Dell sangat terkenal untuk menyediakan
layanan pelanggan yang baik sebelum dan sesudah penjualan. Perusahaan ini
memiliki hubungan baik dengan usaha kecil dan besar seperti EDS, Cox Communications,
Inc dan lain-lain.
Dell telah menawarkan layanan pasca
penjualan melalui website Dell.com Premier di mana pelanggan dapat log in dan
memilih konfigurasi yang tepat untuk sistem IT mereka. Dukungan pra dan pasca
penjualan perusahaan adalah gambaran yang sangat baik bagi perusahaan dan dapat
dimasukkan sebagai bagian dari keunggulan kompetitif perusahaan.
Selain itu, untuk menjaga dan
mempertahankan reputasi baik dari pelanggan untuk pra dan pasca penjualan,
perusahaan harus memastikan bahwa mitra baru seperti Lexmark (untuk printer)
juga harus mengadopsi pelanggan yang sama dan fokus penjualan.
Metode penilaian investasi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Investasi
pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Umumnya investasi dibedakan
menjadi dua, yaitu; investasi pada asset-aset riil dan investasi pada asset-aset
finansial.Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan
lainnya.
Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas
perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari
suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan
adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni
terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi
keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam
perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan
dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian
kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan
kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan
kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana
untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan.
Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi, investasi tetap merupakan
sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.[1]
B.
Rumusam Masalah
Untuk lebih memfokuskan apa yang akan saya uraikan maka saya akan
memberikan batasan-batasan dalam pembahasan dan agar tidak melenceng jauh dari
judul yang akan kami uraikan.
1. Jelaskan definisi metode penilaian investasi jangka panjang?
2. Sebutkan jenis – jenis investasi jangka panjang?
3. Bagaimana proses dan metode – metode penilaian investasi?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini di antaranya sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
definisi metode penilaian investasi jangka panjang
2.
Menyebutkan
jenis – jenis investasi jangka panjang
3.
Menjelaskan
bagaimana proses dan metode – metode penilaian investasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian investasi
Investasi
merupakan suatu tindakan melepas dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat
menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana
yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment).
Ditinjau
dari ruang lingkup usaha, investasi dibagi 2, yaitu:
Investasi pada aktiva nyata (real assets atau rel investment),
misalnya untuk pendirian pabrik-pabrik, pendirian hotel/restoran, perkebunan, dan
lain-lain.
Investasi pada aktiva keuangan (financial assets atau financial investment),
seperti pembelian surat-surat berharga, baik berupa saham maupun obligasi.
Ditinjau dari segi kepastian memperoleh keuntungan, ada 2, yaitu:
Investasi bebas resiko (free risk investment). Yaitu
investasi yang akan memperoleh keuntungan secara pasti, seperti pembelian
obligasi (investment in bond), hal ini akan memberikan jasa bunga yang
pasti kepada pemiliknya tanpa memperhatikan apakah perusahaan yang mengeluarkan
obligasi itu mampu memperoleh keuntungan atau tidak.
Investasi berisiko (risk investment). Yaitu investasi yang
ditunjukan bagi pembeli saham biasa (investment in real assets), hal ini
investasi dibidang aktiva nyata mempunyai EBIT (earning
before interest and taxes) anggaran bisa
berfluktuasi, artinya bisa untung bisa rugi.
B.
Metode Penelitian Investasi
1.
Net Present Value (NPV)
NPV adalah
kriteria terpenting dalam evaluasi sebuah investasi merupakan tujuan manajemen
keuangan semua perusahaan untuk meningkatkan atau menciptakan nilai tambah bagi
para pemegang saham. NPV adalah selisih jumlah kas yang yang dihailkan sebuah
proyek investasi dan nilai investasi yang diperlukan atau selisih PV dari
sebuah proyek dan investasi awal.[2]
Rumus yang digunakan :
Dimana: CFt = Aliran Kas Pertahun pada
periode t
=
investasi awal pada tahun 0
K = suku bunga (discount
Rate)
Misal jika suku
bunga diasumsikan sama tiap tahunnya sebesar 12% dan arus kas masuk bersih pun
sama yaitu sebesar Rp. 5.700.000,- serta nilai invvestasi awal sebesar
Rp.18.000.000,- maka dengan perhitungan sederhana nilai NPV didapat sebesar Rp.
2.547.110,49-.
NVP = + + + + - 18.000.000,-
= + + + + - 18.000.000,-
=
5.089.285,71 + 4.544.005,10 + 4.056.939,50 + 3.622.497,61 + 3.234.409,57- 18.000.000,-
=
20.547.110,49 – 18.000.000,-
=
2.547.110,49
Kesulitan
penggunan NVP adalah investor atau manajer keuangan harus medapat tingkat
diskonto yang representatif untuk setiap proyek investsi. Untuk investor
perusahaan, tingkat diskonto ini adalah rata-rata tertimbang dari biaya dana
atau rata-rata tertimbang dari struktur modal perusahaan itu. Untuk investor
individu, tingkat diskonto yang relevan adalah biaya bunga pinjaman atau biaya
modal sendiri.[3]
Adapun Kelebihan
dari NPV, sebagai berikut:
Ø Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money)
Ø Mengutamakan aliran kas yang lebih awal
Ø Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi
Kelemahan dari NPV,
sebagai berikut :
Ø Memerlukan perhitungan Cost Of Capital sebagai Discount
Rate
Ø Lebih sulit penerapannya dari pada Pay Back Period[4]
2.
Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan
menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang.
Rumus:
Contoh:
Hitunglah IRR dari sebuah investasi yang dapat memberikan arus kas bersih
Rp5.000.000 secara terus-menerus jika investasi awal yang diperlukan
Rp400.000.000
Jawab:
= 1,25 % per bulan
= 15 % p.a
Perhitungannya
dapat menggunakan Rumus :
Dimana : t =
tahun ke
n =
jumlah tahun
= nilai investasi
CF =
arus kas bersih
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya
Adapun Kelebihan
dari IRR, sebagai berikut:
Ø Tidak mengakibatkan aliran kas selama periode proyek
Ø Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang
Ø Mengutamakan aliran kas awal dari pada aliran kas belakangan
Kelemahan dari
PP, sebagai berikut :
Ø Memerlukan perhitungan COC (Cost Of Capital) sebagai batas minimal dari
nilai yang mungkin dicapai.[5]
3.
Payback Period (PP)
Payback period adalah periode modal kembali atau
lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal atau modal
yang sudah dikeluarkan. Metode ini juga sering disebut dengan metode pemulihan
investasi yang merupakan metode analisi kelayakan investasi untuk menilai
jangka waktu (tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan dalam suatu
perusahaan.
Cara
untuk mengambil keputusan dengan metode ini ialah dengan membandingkan Payback
Period investasi yang diusulkan dengan umur ekonomis aktiva, apabila payback
period lebih pendek dari umur ekonomisnya maka rencana investasi dapat
diterima, serta sebaliknya
Rumus
yang digunakan :
Contoh :
Suatu proyek investasi bernilai Rp. 15.000.000,-.
Proceed tiap tahunnya adalah sama, yaitu sebesar Rp. 4.000.000,-, maka periode
pengembalian investasi tersebut adalah :
Ini berarti proyek investasi sistem informasi akan
tertutup dalam waktu 3 tahun 9 bulan.
Bila proceed tiap tahun tidak sama besarnya, maka
harus dihitung satu persatu. Misalnya nilai proyek adalah Rp. 15.000.000,- umur
ekonomis proyek adalah 4 tahun dan proceed tiap tahunnya adalah :
Prceed tahun 1 sebesar Rp. 5.000.000,-
Proceed tahun 2 sebesar Rp. 4.000.000,-
Proceed tahun 3 sebesar Rp. 4.500.000,-
Proceed tahun 4 sebesar Rp. 6.000.000,-
Maka Payback Period dapat dihitung sebagai berikut
:
Nilai Investasi =
Rp.15.000.000,-
Proceed tahun
1 = Rp. 5.000.000,-
Sisa investasi tahun 2 = Rp.
10.000.000,-
Proceed tahun
2 = Rp. 4.000.000,-
Sisa investasi tahun 3 = Rp.
6.000.000,-
Proceed tahun
3 = Rp. 4.500.000,-
Sisa investasi tahun 4 = Rp. 1.500.000,-
Sisa investasi tahun 4 tertutup oleh proceed tahun
ke 4, sebagian dari sebesar Rp.6.000.000,- yaitu Rp.1.500.000,-/Rp.6.000.000,- =1/3 bagian.
Jadi payback period investasi ini adalah 3 tahun3 bulan
Adapun Kelebihan
dari PP, sebagai berikut:
Ø Mudah
dipahami (metode yang paling sederhana)
Ø Selaras
dengan ketidakpastian arus kas di masa mendatang (makin kecil arus kas yang
diperoleh maka semakin lama kembali modalnya)
Ø Menggunakan
arus kas (bukan laba pembukuan).
Kelemahan dari PP, sebagai berikut :
Ø Mengabaikan nilai waktu uang
Ø Mengabaikan proceeds setelah PP dicapai
Ø Mengabaikan nilai sisa
Ø Untuk mengatasi metode PP beberapa perusahaan memodifikasi dengan
pendekatan DPP (Discounted Payback periode ) yaitu lamanya waktu yang diperlukan agar
present value dari arus kas bersih proyek dapat menegembalikan investasi awal.
4.
Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung
perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang dengan nilai
investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru
dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak[6].
Rumus:
Contoh:
Sebuah
proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal Rp400.000.000 dan
mampu menghasilkan arus kas bersih Rp500.00.000 per bulan, berapakah indeks
profitabilitasnya ?
IP
=
= 1,25[7]
Adapun Kelebihan dari metode PI,
sebagai berikut :
Ø Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang (time value of money)
Ø Menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan
Ø Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang
saham.
kelemahan dari metode PI, sebagai
berikut :
Ø Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek- proyek yang
mutually exsclusive yang memiliki unsur ekonomis dan skala yang berbeda.[8]
5.
Accounting Rate Of Return (ARR)
Metode ARR ini mengukur profitabilitas suatu investasi dari segi
akuntansi konvensional. Metode ini menggunakan dasar laba akuntansi. Caranya
dengan mambagi EAT (Earning After Tax) dengan initial investment, baik total
investment maupun average investment
Rumus :
Contoh :
Proyek butuh dana 280.000.000, umur 3 tahun,
nilai sisa 40.000.000. Laba setelah pajak 3 tahun berturut-turut. Tahun ke-1 40.000.000, tahun ke-2 50.000.000 dan tahun ke-3 30.000.000
Jawab:
(40.000.000+
50.000.000 + 30.000.000 ) : 3
ARR = ____________________________________ x 100%
( 280.000.000 + 40.000.000 ) / 2
=
40.000.000/160.000.000
= 0,25 = 25%
Adapun Kelebihan dari metode ARR, sebagai berikut :
Ø mudah menghitungnya
Ø informasi yang diperlukan biasanya
tersedia
kelemahan dari metode ARR, sebagai berikut :
Ø Mengabaikan nilai waktu uang
Ø Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, kurang memperhatikan aliran kas
Ø pendekatan jangka pendek , angka rata-rata menyesatkan
Ø Kurang memperhatikan lamanya jangka waktu investasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat sekarang
dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah
yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial
investment).
Beberapa metode yang dapat
dipergunakan untuk menganalisis kelayakan investasi diantaranya:
1.
Net
Present Value (NPV)
2.
Internal
Rate of Return (IRR)
3.
Payback
Period (PP)
4.
Profitability
Index (PI)
5.
Accounting
Rate Of Return (ARR)
DAFTAR PUSTAKA
Frensidy, Budi, Matematika Keuangan, Jakarta: Salemba Empat,
2011 http://sunethz.blogspot.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-dari-masing.html
[2] Budi, Frensidy, Matematika Keuangan,
(Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.352
[3] Ibid,
Budi, Frensidy, Matematika Keuangan, h.354
[6] http://easylearn2010.blogspot.com/2011/10/profitability-index-pi.html DI akses 04-11-2013 Pukul 11:19 WITA
[7] Ibid,
Budi, Frensidy, Matematika Keuangan, h. 387
Langganan:
Postingan (Atom)